ANAK adalah cermin yang sangat jujur. Mereka menyerap apa adanya
semua perkataan dan tindak-tanduk kita, orang dewasa di sekitarnya. Maka
dari itu ada beberapa hal yang kita harus hindari untuk mengatakannya
kepada mereka. Berikut lima di antaranya:
1. Aku tidak peduli.
Anak kecil senang bercerita tentang segala sesuatu. Tentang
pembicaraan mereka dengan teman-temannya, bentuk awan yang mereka rasa
mirip dengan ular laut, alasan mereka menekan seluruh isi pasta gigi ke
dalam bak mandi, dan banyak hal lain yang terkadang orang dewasa tidak
dapat memahaminya.
Tetapi terkadang orang tua tidak ingin mendengarkan mereka. Jangan
pernah mengatakan Anda tidak peduli dengan cerita mereka. Itu akan
membuat anak-anak merasa tidak penting dan menghilangkan rasa percaya.
SARAN: Beritahulah anak Anda bahwa masalah itu bisa dibahas di
lain waktu, ketika Anda dapat fokus pada pembicaraan sang anak. Tetapi
jangan ingkar janji. Jangan lupa membahas.
2. Kamu kan sudah besar !
Putri Anda berusia 7 tahun tapi masih bertingkah selayaknya anak umur
3. Jangan pernah menyalahkan tingkahnya sembari mengatakan “Kamu kan
sudah besar!” Ini akan membuat anak-anak merasa dikritik padahal mereka
bisa saja sedang punya masalah dan butuh bantuan untuk menyelesaikannya.
SARAN: Ketika Anda hendak bereaksi, ambillah jeda waktu
sebentar. Pikirkan matang-matang dampak perkataan Anda, jadi bukan asal
reaksi spontan. Jeda membantu menurunkan adrenalin sehingga otak bisa
berpikir tanpa emosi.
3. Minta maaf !
Anak Anda merebut mainan temannya dan membuatnya menangis. Anda
langsung memerintahkan sang anak untuk meminta maaf atas tindakannya.
Anda memang bermaksud mulia, tetapi memaksa anak untuk meminta maaf
tidak mengajari mereka kemampuan sosial, kata Bill Corbett, penulis buku
dan pendidik.
Anak kecil tidak dapat langsung mengerti kenapa mereka harus meminta
maaf. Bila selalu disuruh, mereka bisa saja makin lambat memahami alasan
meminta maaf bila telah melakukan tindakan buruk.
SARAN: Minta maaflah kepada anak kecil yang dibuat menangis
oleh anak Anda, sehingga pada saat bersamaan Anda memberi dia contoh
sikap terpuji yang ingin ditanamkan.
4. Masa nggak bisa juga ?
Anda mengajari anak menangkap bola lima kali berturut-turut, dan dia
belum mahir juga. Atau, ketika belajar soal matematika, dia tak kunjung
paham. Anda pun langsung bertanya “Masa nggak bisa juga?” Komentar ini
akan menjatuhkan mental mereka.
Sebab, sebagaimana dikatakan pakar pembelajaran Jill Laurean,
anak-anak akan menangkap pertanyaan itu dengan berbeda. Mereka akan
mengira Anda bertanya “Kenapa nggak bisa juga? Apa yang salah dengan
kamu sehingga nggak bisa ?”
SARAN: Ambil waktu istirahat. Jika Anda sudah tidak tahu cara
lain mengajari anak mengenai sesuatu, berhentilah. Lanjutkan pelajaran
ketika Anda sudah siap untuk mencobanya lagi, mungkin setelah mencari
pendekatan lain untuk mengajar apapun yang sedang dipelajari anak.
5. Ditinggal ya !
Anak Anda menolak meninggalkan toko mainan atau taman, sementara Anda
telat janjian. Jadi Anda memberikan ultimatum untuk menakut-nakuti dia,
“Ditinggal ya!” Untuk anak yang masih kecil, ketakutan ditinggalkan
orangtua adalah sesuatu yang sangat nyata. Tapi apa yang terjadi saat
ancaman tidak berhasil ? Anak dengan cepat belajar kalau ayah atau ibu
memberikan ancaman kosong.
SARAN: Jangan bilang kepada anak bahwa Anda akan meninggalkan
mereka. Sebaiknya, bikin rencana perjalanan (misalnya dari toko mainan
ke tempat selanjutnya) sebelum berangkat dari rumah.
Source : http://www.islampos.com
0 komentar:
Posting Komentar